Sebuah konsep keperawanan. Suci...agung...tinggi..terhormat...bahagia. Saya memandang sebuah keperawanan bukanlah hal yang sangat mutlak. Saya menulis ini berdasarkan keadaan lingkungan yang ada disekitar saya. Terkadang terdengar sangat bodoh ketika seorang lelaki bilang "dia sudah tidak perawan, saya tidak mau menikah dengan dia." atau "kamu sudah tidak perawan, kamu gak pantas buat aku." Lalu muncul pertanyaan "Apakah kamu masih perjaka?".
Baru-baru ini mencuat berita yang menggugah menyayat hati para perempuan Indonesia. Hanya sebuah keperawanan. Kami para perempuan tidak pernah menjual keperawanan kepada laki-laki. Kami juga tidak pernah mengobral keperawanan demi harta. Kalian laki-laki jangan memandang perempuan yang sudah tidak perawan.
Terkadang saya terusik "Bagaimana jikalau itu terjadi pada ibumu dulu?" atau "Apakah perempuan itu tidak berhak untuk bahagia dan mendapatkan cintanya?" atau "Serendah itulah martabat perempuan di mata laki-laki?"
Seorang teman saya pernah bercerita tentang dirinya. Sebut saja dia sebagai A.
A: Lia...aku ingin cerita sama kamu. Tapi apakah kamu akan menghakimiku seperti yang lain?
Saya : Soal apa? Kenapa ada menghakimi dan teman-temannya?
A: Aku sudah pernah melakukan itu dengan mantanku. Aku sudah tidak perawan. Apakah ada orang yang mau denganku?
Saya : Lalu kamu melakukan itu atas dasar apa? Namanya manusia diciptakan untuk berpasangan. Kelak kamu akan bertemu jodohmu yang bisa menerima kamu apa adanya, begitu kamu kepadanya.
A: Kamu tidak akan menjauhi aku sebagai teman? Juga menghakimiku? *menangis tersedu-sedu*
Saya : Enggak lah. Kamu tetap temanku. Hargailah diri kamu sendiri. Mohon ampun sama Tuhan. *berusaha menenangkan*
A: Sekarang dia memutuskan hubungan kita. Padahal aku sudah percaya sama dia. Kemarin aku lihat dia jalan berdua dengan cewek lain dan mesra.
Saya : Iya sudahlah. Itu adalah keputusan yang terbaik buat kalian. Besok kalau kamu ketemu laki-laki, harus bisa menghargai kamu dan tidak meminta hal-hal yang belum seharusnya terjadi.
A: Huum. Aku ngerti. Aku tahu aku sudah dosa, membohongi dan menyakiti keluargaku dengan cara yang seperti ini.
Saya : Baguslah kamu memahami. Jangan diulangi lagi ya..
Betapa mirisnya kejadian yang seperti ini. Seorang perempuan yang mencintai kekasihnya, yang dianggap akan menjadi suaminya kelak, meminta sesuatu yang sangat berharga dari kekasihnya. Jikalau tidak dipenuhi permintaannya, maka kekasihnya akan mengancam dan memutuskan hubungan mereka. Bagaimana dengan perempuan bila dia sudah memberikan hatinya?
Kalian... Para perempuan... Perawan atau tidak, kalian tetap harus menjunjung harga diri, martabat, dan kehormatan atas diri sendiri. Kalian berhak untuk bahagia dan mendapatkan cinta dari Tuhan juga manusia. Jangan kalian ulangi kesalahan yang sama di masa lalu.
Terima kasih.
Note:
Tulisan ini saya persembahkan untuk teman saya A yang kini sudah berada di alam yang berbeda. Terima kasih kamu telah memberikan inspirasi, kejujuran, kerja keras, pujian, dan kebahagiaan. Selamat jalan teman...
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih ^^