Setelah beberapa bulan mencoba merantau di sebuah kota kecil dekat Semarang, kini aku bisa merasakan kegalauan yang teramat sangat membuncah dada. Gimana enggak ya? Hiburan agak minim, mau turun ke kota kok iya males banget. Berangkat kerja jam anak sekolah, pulang kerja jam anak belajar. Almost everyday is seven to seven. Kalo sevel itu seven - eleven, maka aku akan menyebutnya seven seven wes ewes ewes... Waktu sudah habis dalam perjalanan. Miriplah berjuang hidup di kota Jakarta. Istilahnya tua di jalan. Setiap hari bangun shubuh, trus mandi sarapan dan bekerja. Didalam pabrik dengan suasananya yang sangat homogen alias mayoritas sumber daya manusianya adalah wanita . Mereka bergosip, ngomel-ngomel, lalu mainan kontak mata juga batin. Oke bahasa-bahasa seperti ini sangat tidak mengerti. Harap dimaklumi saja... aku jarang bisa kumpul dan dekat dengan sesama wanita. Namun mereka sangat perlu untuk diacungi jempol. Bekerja dari pagi hingga malam, bahkan setiap hari dikejar target
Seorang anak perempuan. Seorang adik. Seorang istri. Seorang Ibu. Ibu rumah tangga sebagai pekerjaan tetap. Ibu dari anak berkebutuhan khusus.